Senin, 15 Februari 2010

AQAL & QALBU KEWJIBAN YANG TERLUPAKAN.


Mengenal Aqal dan Qalbu adalah dasar untuk ber-ibadah.
Ibadah atau abadan pada dasarnya adalah segala bentuk gerak perbuatan atau aktivitas manusia seiring dengan adanya nafas dikandung badan , maka abadan atau ibadah adalah karakteristik Insan agama , dasarnya adalah :
“ Dan tidak Aku ciptakan Jin dan Insan selain untuk ibadahku ( QS.Adz Dzariyat : 56 ).
Bangsa Jin adalah komunitas mahluk yang ada tapi tidak memiliki bentuk tetap sebagaimana adanya bentuk manusia , dalam berbagai riwayat Jin adalah komunitas mahluk yang suka mendengar dan mempelajari agama , bahkan mungkin memiliki perbendaharaan yang lengkap , mulai dari agama nabi Musa hingga ajaran agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw , tidak mengherankan jika komunitas Jin yang taat beribadah juga memiliki masjid sebagai mana manusia , masjid Jin adalah salah satu masjid yang disediakan bagi bangsa Jin yang berada di dalam kota suci Makah al Mukaramah , ada juga komunitas Jin yang suka mendengar ceramah agama tapi hanya untuk berdebat atau berhujah dengan sesamanya , dipelajarinya kajian hukum agama tapi hanya untuk mengambil manfaat atas kelonggaran yang ada diantara hukum tetap agama , dalam hal memburu ilmu pengetahuan agama komunitas Jin selalu mengirim utusan untuk mendatangi majelis taklim atau pengajian agama yang diadakan manusia , kemudian utusan itu kembali dengan membawa berita yang didengarnya.
Untuk mengantisipasi agar manusia tidak terjebak dalam ritual ibadah sebagaimana bangsa Jin , maka Allloh dan Rasulnya membuat formulasi khusus bagi ibadah insan agama , karena ibadah adalah perbuatan Allloh untuk Allloh.
Maka Allloh memberikan pelajaran kepada orang yang memiliki kecerdasan spiritual sebagaimana al hadis menyebut “ aflaha man rujiku luba “ ( sungguh beruntung orang yang mendapat rizki / anugrah kucerdasan spiritual ) , alamat kecerdasan spiritual itu berada di dalam aqal maka Allloh memberikan pelajaran itu kepada orang yang menggunakan aqal , bahkan dalam banyak ayat Allloh menyampaikan larangan beribadah tanpa menggunakan Aqal. Diantara ayat itu adalah sebagai berikut :
( QS al Alaq :5 )
“ Dia mengajari kepada manusia apa-apa yang tak diketahuinya “.
( Q.S Ali Imran : 7 )
“ Pelajaran itu hanya untuk orang-orang yang ber-aqal ”
( Q.S Yunus 100 )
“Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan aqalnya”.
RB: “AQAL”
Dari kalimat : ” ….. mempergunakan aqal “ , kita dapati kesimpulan bahwa Aqal adalah sarana bagi insan untuk melaksanakan aktivitas ibadahnya.
Dan tatacaranya adalah tetap “ I’tiba “ atau mengikuti sunah Habibullah Muhammad saw. sebagaimana para sahabat dan ahlul bait yang sudah terdahulu .
Aqal adalah satu ketetapan ilahi yang ada pada segenap insan yang wajib digunakan dalam beragama.
RB :
Aqal adalah Syarat pertama beribadah , jika manusia ber-ibadah tanpa menggunakan Aqal maka ibadahnya adalah bathil.
Menemukan atau mengetahui adanya “ Aqal & Qalbu “ adalah basic dasar “ ilmu fikih “ yang sudah hilang dari peredaran karena dianggap tidak rasional , sungguh memprihatinkan sekali , bahwa sesungguhnya rasio adalah produk akal bawah atau otak yang didukung oleh gizi ( materi duniawi ) sehingga tanpa suport gizi orang jadi tak dapat menggunakan rasionya , maka jika seseorang beribadah memakai rasio sama artinya beribadah berdasarkan keduniawian , mungkinkah orang beribadah pada Allloh dengan kemurkaan Allloh , sungguh aneh orang moderat zaman sekarang , yang lebih aneh lagi aqal justru dipakai sebagai dalil ( dalil aqli ) , maka benarlah kitab al Qur’an : “ nikmat manalagi yang akan kau ingkari “.
Menggunakan aqal sebagai dalil aqli sebagai bahan pembahasan agama adalah bertentangan dengan hukum Allloh :
( QS. Ash shaf : 03 )
“Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa – apa yang tiada kamu kerjakan “
RB :
Semestinya yang harus dilakukan adalah berusaha menemukan “ Aqal “ yang memang telah ada pada diri sendiri , kemudian setelah diketahui dan dijumpai keberadaannya baru digunakan sebagai sarana untuk ber-ibadah , kalimat ini merupakan dasar fikih yang sempat terlupakan atau hilang ditelan masa.
Jika aqal diri tak diketahui maka aqal siapa yang dipakai sebagai dasar ibadah ..? mungkinkah untuk ber-ibadah minjam sarana orang lain , kalau minjam selop atau sarung bisa dimalumi tapi kalau minjam atau numpang aqal wah aneh bin ajaib kalau terjadi.
Selama 13 th rasulullah saw membimbing para sahabat dan ahlul bait bagaimana kiat menemukan Aqal dan Qalbu untuk dipakai sebagai dasar sarana ber-ibadah ( termasuk ngaji , sholat , puasa dan lainnya) , ketika datang seruan hijrah maka para sahabat dengan antusias mendukung dengan sepenuh hati.
Sekarang materi pelajaran agama dapat diperoleh mulai dari Sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi seharusnya sudah cukup untuk menjadi bekal beribadah sesuai dengan petunjuk al Qur’an tentang syariat ,
.( QS. Jatsiyah 018)
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”.
Dalam ayat tersebut ada kata tunjuk yang berbunyi “ kamu berada diatas suatu syariat ” artinya insan agama itu berdiri beribadah harus diatas aturan ( sistem opertional ) agama yang sudah baku , jika semua orang memperhatikan petunjuk ayat tersebut maka tidak ada lagi yang namanya perbedaan faham , aliran ataupun mashab dalam melaksanakan perintah agama , namun karena orang mengawali agamanya dengan rasio sendiri akhirnya terjebak dalam ketetapan yang dibuat oleh manusia sehingga timbul adanya mashab atau aliran tertentu.
Untuk dapat mengetahui kebenaran pijakan ibadah seorang insan agama harus melihat petunjuk lain dari al Qur’an :
(QS Adz- Dzariyat 21 ) 
“ dan pada dirimu sendiri , apakah tiada kamu perhatikan “.
Akhirnya al Qur’an menunjuk diri pribadi sebagai pelaku tunggal ibadah , penguasaan keadaan diri adalah kewajiban mutlak , hanya orang sadar yang tahu diri dimana tempat berpijaknya ketika ibadah atau sholat.
RB :
Qalbu muslim adalah baitullah tempat berdirinya bangunan ibadah atau mushala , atas keadaan ini maka sesungguhnya Aqal itu berada pada Qalbu , sebagaimana bunyi kata tunjuk ” kamu berada diatas satu syariat “
Maka jadilah Qalbu itu basic ibadah (disebut Iman ) , Qalbu sebagai basic syariat karena :
Qalbu adalah syariat nyata adanya Allloh.
Qalbu adalah syariat nyata adanya malaikat Allloh.
Qalbu adalah syariat nyata adanya kitabulloh.
Qalbu adalah syariat nyata adanya rasululloh.
Qalbu adalah syariat nyata adanya ketetapan Allloh.
Semua itu menjadi nyata adanya ketika hamba itu mendapatkan Iznillah ( izin Allloh atau iman ) sebagai mana disebut dalam kata tunjuk berikutnya :
( QS. Yunus : 100 )
“ Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah , dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya”.
Petunjuk diatas adalah menerangkan bagaimana struktur bangunan ibadah insan agama itu seharusnya berdiri.
Sekedar perbandingan kita lihat yang terjadi pada umat dewasa ini , mereka berniat dengan hati , ibadah dengan hati , khusyu dengan hati semua hal berkenaan dengan ibadah ditolak diserahkan ke hati sehingga hati jadi overload dan heng , salah kaprah ini siapa yang bertanggung jawab , ulama mana yang sanggup memikul tanggung jawab akan kesalahan fatal yang sudah terjadi.
Akhirnya lebih baik berdiam diri diatas zaman yang sudah edan ini dari pada ikut-ikutan edan , ikut saja sebagai mana petunjuk : “ Dan Janganlah kamu mengikuti perbuatan yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran , penglihatan dan hati itu , semuanya itu akan diminta pertanggung jawaban-nya. ( QS Bani Israil 36.)
Melalui Ayat ini Alloh menghendaki kapada manusia ,agar manusia itu menuntut ilmu yang telah dijanjikannya sehingga dengan pengetahuan itu insan agama menjadi cerdas beragama , orang cerdas tidak mudah terpedaya dan tidak mudah terkecoh oleh bujuk rayu   yang menyesatkan ,  ibadah hanya bermodal hati adalah kesalahan yang harus dipertanggung jawabkan .
Tulisan ini hanyalah kabar peringatan karena mengingatkan adalah kewajiban tersendiri bagi insan agama , dua hal yang di-ingatkan kembali adalah   Menggunakan Aqal dan Qalbu , sebagaimana petunjuk dalam al Qur’an.
RB :
 Qalbu  adalah maqam kebesaran ilahi maka disebut Baitullah ( Rumah Allloh ) , Rumah Allloh adalah Mushola tempat berdirinya pelaku sholat ( Musholi / Muslim ) , dalam pelaksanaan ibadahnya Musholi wajib menggunakan Aqal untuk berdiri di maqom kebesaran ilahi.

------------------------------------------------------------

Kamis, 07 Januari 2010

Mengarungi Masa menemukan rukun 13

QS.Al Hadiid 004 :
” Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Menafsirkan ayat adalah ibarat menyelam kedalam samudra semakin dalam semakin panas ,   menyesakkan dada dan  memekakkan telinga  , ayat diatas bukan sekedar khabar cipta bumi dan langit bagian dari alam raya ini  ayat tersebut lebih tertuju pada langit dan bumi diri manusia yang tercipta seindah warna warni langit dan bumi alam semesta.
Satu masa adalah satu etape atau satu periode enam masa berarti enam periode atau episode yang dilalui oleh manusia dalam menjalani alam kehidupannya.
Masa Pertama :
Disebut juga masa penantian pertama , pada masa ini manusia belum lagi dapat disebut karena wujudnya masih berupa saripati ( gen ) yang bersal dari sesuatu dari saripati tanah yang tersimpan didalam tulang sulbi adam oleh karena ini maka masa pertama juga disebut  ” Alam Kandungan Adam ” .
Di alam kandungan adam ini juga terjadi ketetapan hidup dan mati yang pertama , kegagalan mencapai alam kedua adalah kematian bagi  sparma  calon manusia , disebut hidup langgeng jika dapat keluar dari alam kandungan adam dengan selamat.
Masa  Kedua :
Adalah masa ketika ruh bani adam kembali dari alamul rawah untuk menjumpai jasad yang tersimpan dalam rahim ibu, alamarwah adalah alam perjumpaan ruh sekaligus alam penantian yang kedua , menanti saat ditiupkan kedalam janin untuk menjadi manusia baru.
Masa Ketiga .
Adalah masa penantian ovum bertemu sparma  sehingga  menjadi janin calon manusia , disebut juga masa 3 kematian  yang masing-masing disebabkan  oleh :
1.   SParma dan Ovum gagal mencapai penyatuan jadi janin.
2. Janin gagal mendapati ruh.
3. Bayi gagal melewati gerbang kelahiran .
Masa Keempat :
Merupakan masa setelah manusia menempuh kehidupan dialam syahadah ( dunia ini ) ,masa ke empat Adalah masa penantian  kematian atau disebut juga alam sakaratul maut , pada masa ini manusia menunggu datangnya sang maut  .
Masa Kelima :
Merupakan penantian dialam semu , dimasa ini orang mati menunggu masa dibangkitkan dari dalam Kuburnya .
Masa Ke anam adalah masa penantian panjang dimana orang menunggu pengadilan memutuskan masuk surga atau masuk ke dalam neraka.
Keenam masa itu berada diantara tujuh alam kehidupan manusia ;
1. Alam Pertama disebut Alam Arwah.
2. Alam Kedua disebut ALam Sulbi.
3.Alam Ketiga  disebut Alam Rahim.
4. Alam Keempat disebut Alam Dunia.
5. Alam Kelima   disebut juga Alam Qubur.
6. Alam Ke enam adalah Alam  Masyar ( padang Masyar )
7. Alam Ketuju  disebut juga Alam Sorga dan Neraka.
Dalam kehidupannya maka manusia itu melalui 7 alam + 6 masa = 13 episode.
.Siapa yang dapat melalui 13 episode termasuk orang yang beruntung , karena tak semua orang sanggup mencapai 13 episode keberuntungan.
13 point kehidupan ini terangkum dalam sholat , tertib sholat adalah kesabaran.
Maka Maha Benarlah Allloh aza wa jaala wa alaa menjadikan Sholat dan Shobar penolong bagi manusia.



                                  




Senin, 04 Januari 2010

MENGGUNAKAN - MENGELOLA AQAL


Semua orang akan menyatakan diri sanggup menggunakan aqalnya dan tentu akan tersinggung jika ada yang berkata  tak menggunakan aqal ,  namun sebaliknya jika ada pertanyaan ; sudah tertibkah anda menggunakan Aqal  ?
Sulit untuk segera dapat menjawab karena kita tak pernah mendapatkan pelajaran bagaimana mengenal Aqal yang sesungguhnya  dan kalau ada itu materinya tentu berasal dari luar pelajaran agama..
Dalam tehnik sholat hal tersebut perlu disampaikan atau di-ingatkan kembali agar kesalahan yang telah turun temurun dapat dikurangi , menggunakan aqal adalah syarat ibadah sebagaimana ketetapan ilahi , selama ini pengertian menggunakan aqal diplintir dipermudah menjadi " berakal" atau sehat tidak gila  padahal lebih gila lagi kalau orang sehat beribadah tanpa menggunakan ( mengetahui ) aqal.

Apa sebenarnya Aqal itu hingga secara langsung dapat digunakan ?:

Dalam definisi tehnik sholat/ibadah ini  :
Aqal adalah kemufakatan atau penyatuan kerja dari segenap jaringan yang ada dibalik fungsi anatomis otak.
Jaringan Aqal terbentuk dari sentralisasi dasar jaringan kerja yang meliputi , serebum kiri , serebum kanan, depan dan belakang ( memori ).

I (ilmu) ada di serebum kiri keberadaannya diukur dengan IQ
R ( Rasio ) ada di serebum kanan keberadaannya diukur dengan perasaan.
M ( memori ) ada di otak belakang keberadaanya diukur dengan Ingatan.
P ( power ) ada di balik kening keberadaanya diukur dengan konsentrasi.

Berapa besaran nilai tiap unsurnya :
Merujuk pada rumus yang tersimpan dalam Al Qur'an masing masing memiliki besaran nilai 7 ( tujuh )
Sebagaimana di iktibarkan pada binatang lebah ( tawon madu ) maka ke tujuh tingkatan itu terdiri :
1. Ratu
2. Penasehat
3. Pengawas
4.Perencana
5. Pelaksana ( pengatur kerja )
6.Tentara / pelindung kerja.
7. Pekerja.

1. Pada lebah pekerja ada 2 golongan :
a. Pekerja luar bertugas mencari sponsor dari tanaman - bunga.
b. Pekerja dalam bertugas membangun sarang.

2. Lebah pelindung adalah prajurit yang menjaga sarang dan menjaga pekerja.
3. Pelaksana mengatur pembagian tugas bagi tentara dan pekerja.
4. Perencana  memberikan design kerja kepada pelaksana sebagai dasar  pembangunan sarang..
5. Pengawas membantu perencana dan pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaannya.
6. Penasehat adalah memberikan arahan kepada bawahan dalam rangka melindungi keamanan  ratu.
7. Ratu sebagai pemimpin tertinggi komunitas sarang dan lebahnya.

Semua itu adalah  skema  kerja dari Jaringan yang juga berlaku di dalam 4 bagian Aqal.
Bersatunya 4 ratu dari empat arah yang berbeda membentuk  4 sisi dinding  Ka'bah diri.

Pada sholat menghadapkan wajah adalah :
Ka'bah diri berhadap pada Ka'bah semesta di Makah al Mukaramah.

Semasa rasululloh saw dahulu menyatukan ke 4 ratu ( bertauhid ) memerlukan waktu 13 ( tiga belas ) tahun .
Ekspresinya adalah adanya wujud ke 4 sahabat utama rasululloh saw. yang namanya kita kenal dengan  Abu bakar ra , Umar ra , Ali kwa  dan Usman ra.

--------------------------------------------------------
Rumusan , uraian diatas adalah asli dan baru pertama dituliskan , jika ada yang kurang jelas atau menyangsikan silakan hubungi  penulis  : Hp 0882 6165 4984..
---------------------------------------------------------------










banner